Semua berawal dari sini, disaat aku bangun dari tidurku aku
merasa semuanya berubah. Impianku, duniaku, cita-citaku, semuanya berubah tak tersisa.
Semua hal ini terjadi karena sebuah perasaan yang hadir di benak manusia, ada
kalanya merasa senang, sedih, kecewa, tergantung, di gandakan hal yang mereka
sebut dengan istilah Cinta. Aku sendiri tak menyukai cinta sangat tidak suka,
namun tentu saja aku mengakui keberadaan cinta dan menganggapnya ada hanya
sebagai sebuah rasa yang akan membuat orang pada akhirnya saling membenci. Sama
dengan kisah ku saat ini aku membenci cinta pasti ada alasannya, tentu saja.
Aku tak menyukai cinta karena cinta membuat ayahku menyukai orang lain namun aku lebih lebih lagi membenci cinta karena ibuku dengan kekesalannya selalu saja bertengkar setiap hari dengan ayah namun anehnya ibuku bersikukuh untuk tetap berada disamping ayahku walaupun setiap malamnya ibuku selalu mengangis di kegelapan malam, dan aku tahu itu. Sedangkan aku? Aku hanya bisa menjadi penonton antara ayahku yang selalu bersenang-senang dengan selingkuhanya lalu ibuku yang selalu terhias air mata di wajah lesunya.
Aku tak menyukai cinta karena cinta membuat ayahku menyukai orang lain namun aku lebih lebih lagi membenci cinta karena ibuku dengan kekesalannya selalu saja bertengkar setiap hari dengan ayah namun anehnya ibuku bersikukuh untuk tetap berada disamping ayahku walaupun setiap malamnya ibuku selalu mengangis di kegelapan malam, dan aku tahu itu. Sedangkan aku? Aku hanya bisa menjadi penonton antara ayahku yang selalu bersenang-senang dengan selingkuhanya lalu ibuku yang selalu terhias air mata di wajah lesunya.
Marah, tentu saja aku marah tak terhitung setiap menit,
setiap detik, bahkan setiap saat aku melampiaskan kekesalanku. Namun jangan
anggap aku pengecut aku tidak lari dari masalahku, masalah orang tuaku
tepatnya. Aku tidak pergi ke hal-hal negatif, tidak akan, karena apa? Aku tak
mau merusak tubuh dan masa depanku juga aku masih percaya adanya tuhan itu ada
diatas sana. Lalu apa yang ku lakukan selama ini? Tentu sudah banyak yang aku
lakukan namun tak ada hasil, ini semua
kembali pada ayah dan ibuku aku hanya dapat melihatnya dengan miris. Ah, tadi
aku bilang semuanya berubah kau tau, semuanya. Bahkan kehidupanku di sekolah
juga begitu. Jika dibandingkan sekarang keadaannya jauh berbeda dulunya semua
orang hormat pada keluargaku sebelum beredar berita konyol tak masuk akal itu
yang mengubah segalanya.
Coba bayangkan jika kau ada di posisiku sekarang, disaat kau
bangun dari tidurmu dan melihat koran pada pagi itu dengan judul yang bercetak
besar dan tebal dihalaman pertamanya ‘Pebisnis dari perusahaan DTP ternyata penyuka sesama jenis’ kau tau apa
yang pertama kali ku pikirkan. Aku sama sekali tidak marah ataupu kesal aku
hanya menganggap bahwa itu semua hanya rekaan orang-orang yang kurang waras.
Bagaimana bisa sesosok ayahku yang selalu saja ada waktu untuk keluarganya,
menyayangiku dan ibuku adalah seorang homo. Huh omong kosong, sampai dimana aku
tak sengaja mendengarkan sesuatu yang seharusnya tak aku dengar. Dia bersama
pak sukri tukang kebun kami , dia ayahku dan mereka sedang melakukan hal gila,
mereka berciuman.
Dan pada saat itu juga kakiku kaku namun lututku terasa lemas dan telapak kakiku mati rasa. Dan dengan sekuat tenaga aku lari, lari tak tau seberapa sakit kakiku yang tanpa alas kaki ku paksakan untuk menginjak bebatuan kecil-kecil yang dipikiranku hanya menjauh dari tempat itu.
Dan pada saat itu juga kakiku kaku namun lututku terasa lemas dan telapak kakiku mati rasa. Dan dengan sekuat tenaga aku lari, lari tak tau seberapa sakit kakiku yang tanpa alas kaki ku paksakan untuk menginjak bebatuan kecil-kecil yang dipikiranku hanya menjauh dari tempat itu.
Dua bulan berlalu dan desas-desus itu telah mereda namun
keadaan masih sama ayah dan ibuku yang selalu bertengkar, dan aku yang selalu
dikucilkan oleh teman-temanku, sangat menghawatirkan. Hingga pada akhirnya aku
bertemu dengan dua sisiwi pindahan disekolahku,
ia bernama Vrilca dan Misyari. Mereka sangat baik padaku entah mereka
tau akan keadaan ayahku atau tidak namun kadang kala aku juga egois yang
menginginkan agar mereka tak tau segalanya tentang aku, aku takut jika mereka
juga menjauhiku seperti yang lainnya. Dan namaku Prily, Lia prilya berumur 16
tahun dan sekarang kelas 2 sma.
ooOoo
“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya seorang sisiwi yang
baru sebulan sekolah disini, Memandang kearah tiga siswi yang berjongkok
dibangkunya sambil berkacak pinggang.
“Apa kau tak punya televisi dirumahmu?” seorang yang menjadi lawan bicaranya balik
bertannya sambil beranjak dari bangku dan melempar lem kearah temannya.
“Atau ponsel yang bisa untuk browsing?” tanya yang lainnya
dengan nada sinis.
“Berita, yang sangat keren! Ayolah Misya ini tentang
temanmu!” tambah siswi berkacamata yang masih asik mengoleskan lem ke bangku
tersebut.
“Baiklah! Jika aku menjawabnya, apa untungnya bagiku? Sudahlah
pergi saja kalian, sebelum kalian dapat masalah dariku!”
“Wohoho.... Kiko, lihat anak baru ini sok berani juga rupanya!”
siswi berkacamata itu menunjuk mengejek membuat ketua geng Kiko, Kiko winata
marah sangat marah belum ada sesorang yang berani melawannya.
Srett.... tiba-tiba bangku dibelakang Kiko bergerak sontak
semuanya memandang kearah datangnya suara. Memperlihatkan seorang siswi yang
menarik bangku tersebut dengan cuek sambil menatap dingin kearah mereka. Selanjutnya
siswi tersebut menarik seragam Kiko dan, rok pendeknya menempel pada bangku tersebut.
“Vrilca!!” Misyari
membungkam mulutnya tak percaya. Bagaimana bisa Vrilca bisa ada disini, sedangkan
ia sendiri tahu jika Vrilca sedang sakit dan dirawat dirumah sakit karena
kecelakaan yang menimpannya kemarin lusa.
“Soo... senjata makan tuan?!” sisiwi yang sudah diketahui
namanya Vrilca, yang menarik Kiko mencengkram pundak Kiko dan kini melirik kearah kedua teman kiko yang
lain.
“Apa yang kalian lakukan, bantu aku!!” teriak Kiko murka
pada temannya, bawahanya tepatnya dan menoleh kebelakang “Dan kau anak
gadungan, awas saja kau! Akan kulaporkan kau pada ayahku!!”
“Melaporkan apa? Seperti ‘Ayah aku direndahkan oleh anak
gadungan!’ Atau ‘Ayah kau harus mengeluarkan anak gadungan seperti dia!’
seperti itu?” Vrilca menirukan logat bicara Kiko sambil terus mencengkram bahu
Kiko sedangkan kedua tangan Kiko terus saja berusaha melepaskan cengkraman Vrilca
pada bahunya.
“Vril, kau bisa mematahkan bahunya!” Misyari berkata lirih
sedangkan kedua teman Kiko melotot tak percaya.
“Kau, benar-benar, Arhhh!” Kiko segera melarikan diri keluar
kelas dengan bangku yang masih menempel pada bokongnya.
“Vrilca dilawan!” ia menatap kepergian Kiko dengan bangga.
“Kau bisa dapat masalah darinya!” Misyari mendekat kearah Vrilca
yang mencoba untuk duduk dibangkunya.
“Hey! Ada apa! Vril bagaimana bisa kau ada disini?” teriak
suara yang familiar dari arah pintu kelas dan berlari menuju keduanya. Sekarang
waktunya jam istirahat jadi membuat seluruh murid untuk menghabiskan waktu di
kantin.
“Ya dia benar, kenapa kau bisa ada disini!” Misyari yang
baru sadar dengan keadaan ikut menambahkan.
“Hey, ayolah aku hanya sedang bosan dirumah sakit, aku hanya
mencari sedikit kegiatan!” Vrilca meletakkan kepalanya yang mulai sedikit
pusing itu ke meja.
“Ohh,Jangan bilang yang membuat kursi itu jatuh cinta pada
pantat Kiko adalah kau! Tadi Misyari kembali ke kelas untuk mengambil uang saku
yang ketinggalan di tas, ia lama jadi
aku memutuskan untuk melihat! Sebelum..”
“Ya ampun Prily, apapun itu terserah!” Vrilca memotong
perkataan Prily, yang detik kemudian membuatnya mengerucutkan bibirnya.
“Baiklah, Vril! Tapi itu briliant, Sungguh aku juga ingin
melakukannya!” Prily memberi dua jempol pada Vrilca.
“Yeah,tentu! Sangat briliant agar kau bisa dikelurkan lagi
dari sekolah!”
“Lagi? Jadi kau
pindah kesini karena dikeluarkan?” Prily mengulang pernyataan Misyari yang membuat Vrilca mengeluarkan
Deathglare gratis pada Misyari.
“Kenapa? aku hanya mengeluarkan pendapatku!”
“Baiklah Pril kau boleh mengetahui rahasiaku! Tentang...”
“Apa!” Prily sangat antusias.
“Tentang, aku benar-benar membenci seseorang yang selalu
membanggakan diri akan harta milik orang tuanya!”
“Ya, sangat membenci!” setuju Misyari.
“Oke, lalu bagaimana denganmu Misya! Bagaimana kau bisa
dikeluarkan?”
“Aku hanya ikut-ikutan!”
“Tentu saja, ia bahkan memukul Riko, anak laki-laki tunggal
pemilik yayasan dibagian ‘masa depannya’ lebih tepatnya ‘Permatanya’! kau bisa
membayangkannya bagaimana pukulan anarkis Misya!” Misyari mengangguk-angguk
mengiyakan dan detik selanjutnya ia menggeleng keras.
“Bukan di situ tapi di pahanya, sungguh!”
“Ohh,,iya dipahanya?!” goda Vrilca yang membuat Misyari
uring-uringan dan membuat ketiganya tertawa bersama setelahnya.
END
Gak jelas ya?? ini cerita urakan yang sebenarnya dibuat seminggu yang lalu dan sebenarnya ini itu project ultah buat temen gua dari SMP dulu. dan sekarang satu SMK sekelas juga ehh sebangku juga malahan. namanya "APRIL LIYANTI" lahir 24 april 1998, jadi tahu kan umurnya berapa!! but happy birthday liyo, semoga panjang umur, di lancarkan rezekinya, juga jangan sering marah-marah mulu, baik hati ama gua juga ahjumma, tambah segalanya aja deh, Amin.
I LOVE YOU LIA :)
Gak jelas ya?? ini cerita urakan yang sebenarnya dibuat seminggu yang lalu dan sebenarnya ini itu project ultah buat temen gua dari SMP dulu. dan sekarang satu SMK sekelas juga ehh sebangku juga malahan. namanya "APRIL LIYANTI" lahir 24 april 1998, jadi tahu kan umurnya berapa!! but happy birthday liyo, semoga panjang umur, di lancarkan rezekinya, juga jangan sering marah-marah mulu, baik hati ama gua juga ahjumma, tambah segalanya aja deh, Amin.
I LOVE YOU LIA :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus